Minggu, 21 November 2010

RESEPTOR DAN EFEKTOR


Reseptor adalah bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls sensoris inilah yang dikirimkan ke Sistem Syaraf Pusat. Stimulasi pada suatu reseptor merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan dari lingkungan eksternal dan internal tubuh terhadap Sistem Syaraf Pusat. Selanjutnya, Sistem Syaraf Pusat akan mengolahnya dan memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga kelestarian hidup tetap terjamin dan terpelihara kelangsungannya. Stimulus, merupakan suatu bentuk energi yang banyak ragamnya di alam ini. Bentuk-bentuk energi tersebut adalah energi mekanis-tekanan, energi thermis-derajad suhu, energi khemis-bau,rasa, kadar O2 dan kadar CO2, energi cahaya-gelombang cahaya, energi suara-gelombang suara. Masing-masing reseptor disesuaikan untuk memberikan respons pada suatu bentuk energi tertentu. Bentuk energi khusus yang memberikan respons reseptor paling peka disebut rangsangan adekwat. Reseptor seringkali berada di dalam suatu wadah yang terbuat dari sel-sel non syaraf, membentuk suatu organ sensorik (mata,telinga dan lain-lain).
Input adalah  penghataran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris
Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulusi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagaia besar integrasi dilakukan dalam sistem saraf pusat (SSP) atau central nervous system (CNS) 
Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi SSP, ke sel-sel efektor ( effector cells) sel-sel otot  atau sel kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap  stimulus tersebut.
Sistem saraf tersusun atas neuron dan sel-sel pendukung.
·         Neuron adalah sel yang sungguh-sungguh menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi sistem saraf. Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel pendukung, disebut juga glia, yang memberikan struktur dalam sistem saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu neuron
Sebuah neuron mempunyai badan sel (cell body) yang relatif besar yang mengandung nukleus dan berbagai ragam organel seluler lainnya. Ciri neuron yang paling menonjol adalah penjuluran yang mirip serat, yang disebut prosesus. Ada dua jenis penjuluran neural yang umum:
        Dendrit, yang mengirimkan sinyal dari ujungnya ke seluruh bagian lain neuron,
Dendrit pada kebanyakan neuron, mempunyai banyak percabangan (nama berasal dari bahasa yunani yakni Dendron yang berarti pohon). Dendrit adalah adaptasi struktural yang meningkatkan luas permukaan neuron tempat neuron itu menerime input dari neuron lain atau reseptor sensoris.
        Akson, yang menghantarkan pesan ke ujung neuron.
Organisasi Fungsional Neuron
Secara fungsional, terdapat tiga golongan neuron, yang masing-masing berkaitan tiga fungsi utama sistem saraf, yakni :
       Neuron sensoris (sensory neuron), mengkomunikasikan informasi mengenai lingkungan eksternal dan internal dari reseptor sensoris ke sistem saraf pusat.
       Interneuron, mengintegrasikan input sensoris dan output motoris. Interneuron membuat persambungan sinaptik hanya dengan neuron lain.
       Neuron motoris, mengirimkan implus dari SSP ke sel efektor

Refleks sentakan lutut.
1.Refleks sentakan lutut disebabkan oleh ketukan pada tendon yang berhubungan dengan otot kuadrisep.
 2.  Reseptor sensoris mendeteksi peregangan mendadak pada otot kuadrisep (ekstensor) paha.
 3. Neuron sensoris mengirimkan informasi ke
 4. sinapsis dengan neuron motoris pada sumsum tulang belakang.
 5. Neuron motoris mengirimkan sinyal ke otot kuadrisep untuk berkontraksi, yang menyentakkan kaki bagian bawah ke arah depan. Hanya dua jenis neuron (sensoris dan motoris) yang memperantarai kerja refleks yang sesungguhnya, akan tetapi
 6.  neuron sensoris dari kuadriseps juga berkomunikasi dengan i n t e r n e u r o n d i sumsum tulang belakang.
 7.  Selanjutnya, interneuron menghambat neuron motoris yang
 8.  mengirimkan sinyal ke otot kaki yang berbeda (fleksor), yang kerjanya berlawanan dengan kerja otot kuadrisep.
Refleks adalah suatu gerak yang tak disadari disebabkan oleh rangsang yang kuat. Misalnya jika kita menginjak bara api atau benda tajam, kaki akan diangkat sebelum rasa panas atau rasa sakit menjalar.
Fungsi dari system saraf dilaksanakan oleh sel-sel saraf dengan cara pengiriman impuls saraf tepi (sarafsensoris) ke pusat saraf, kemudian dari pusat saraf melalui sarf tepi (saraf motoris) ke bagian-bagian tubuh yang disebut efektor.
Alat penerima rangsang disebut reseptor, sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor.
PENGELOMPOKAN RESEPTOR
1.       Berdasarkan Struktur
a.       Reseptor syaraf : yang paling sederhana hanya berupa ujung dendrite dari suatu sel syaraf (neuron)
b.      Reseptor bukan syaraf: dapat ditemukan dalam organ pendengaran vertebrata (berupa sel rambut) dan pada organ penglihatan (berupa sel batang dan sel kerucut)
2.       Berdasarkan Jenis Rangsang
a.       Khemoreseptor: peka terhadap rangsang kimia baik asam dan basa, garam organic atau anorganik
b.      Thermoreseptor: peka terhadap suhu, baik suhu panas ataupun suhu dingin
c.       Mechanoreseptor: peka terhadap pukulan, cubitan, sentuhan, tekanan
d.      Photoreceptor: peka terhadap cahaya matahari atau lampu
e.      Megnetoreseptor: peka terhaap kekuatan magnet
f.        Elektroreseptor : peka terhadap medan listrik
3.       Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang
a.       Interoreseptor: reseptor yang berfungsi menerima rangsang dalam tubuh. Missal; khemoreseptor untuk memantau pH, kadar gula dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh dan darah
b.      Eksteroreseptor: reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari luar lingkungan tubuh. Missal; reseptor penerima rangsang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya (pada alat penglihatan)
HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DAN EFEKTOR
1.       Dalam system syaraf reseptor biasanya berhubungan dangan sayaraf sensorik (afferent), sedangkan efektor erat hubungan dengan syraf motorik (efferent)
2.       Reseptor bertugas sebagai transduser (pengubah energy): mengeubah energy dari bentuk tertentuk ke bentuk yang lain
3.       Pada reseptor semua energy dalam bentuk apapun akan segera  diubah menjadi energy listrik, yang selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrokimia sehingga timbul potensial aksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar